Bagaimana Penelitian Dilakukan?

Download Skripsi Online - Bagaimana penelitian itu dilakukan?. Sebuah pertanyaan yang sering muncul pada saat seseorang dituntut untuk melakukan sebuah penelitian. Pada artikel kali ini, saya akan membahas secara singkat mengenai pertanyaan tersebut itu tadi. 
Pertanyaan ini mempunyai makna yang jawabannya tidak lain adalah jenis-jelis cara penelitian, atau jenis penelitian ditinjau dari caranya.
Secara garis besar peneliti dapat melakukan penelitian dari yang sifatnya ‘pasif’ hanya meneliti objek yang ada di suatu kancah sampai dengan jenis penelitian yang menuntut peneliti untuk melakukan seuatu. Dari tinjauan ini ada 3 (tiga) cara penelitian dilakukan, yaitu (1) description research atau penelitian deskriptif, (2) operation research (action research) atau penelitian tindakan, dan (3) experiment atau eksperimen. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1.    Description research (penelitian deskriptif)
Istilah “deskriptif”berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kebiatan, dan lain-lain. Dengan kemikian yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian – penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti. Istilah dalam penelitian, peneliti tidak mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya.
Penelitian deskriptif bukan hanya satu jenis kegiatan saja etapi sekurang-kurangnya ada 5 jenis, yaitu penelitian deskriptif murni atau surbei, penelitian korelasi, penelitian komparasi, penelitian penelusuran, dan penelitian evaluasi. Dalam bagian ini dipisah menjadi sebuah bab, mengingat penelitian ini memerlukan lebih banyak uraian karena banyak dilakukan dalam penelitian kebijakan.
Berikut adalah menjelaskan dari masing-masing dari empat jenis penelitian deskriptif:
a.     Penelitian deskriptif murni atau survey
Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu, data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompok-kelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan.
Contoh:
Sebagai salah satu contoh penelitian deskriptif murni adalah penelitian tentag keadaan sebuah desa nelayan. Oleh peneliti dipaparkan luas daerah, keadaan geografis, banyaknya keluarga, banyaknya penduduk, kebiasaan mencari ikan, alat-alat yang digunakan, hasil rata-rata setiap hari, modal yang pernah diterima dari pemerintah, kehidupankeluarga, pendidika anak-anak nelaya, dan sebagainya. Sesmua data dipaparkan secara lugas apa adanya. Selanjutnya disusun laporkan penelitiannya. Dari laporan tersebut, mungkin ada pihak-pihak atau pemerintah yang ingin berbuat sesuatu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Penelitian deskriptif murni yang dilaksanakan dalam kancah yang luas disebut dengan istilah surbei. Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, biasanya dimaksudkan sebagai penelitian pendahuluan yang akan ditindaklanjuti dengan upaya lain, misalnya akan membangun dan besar, membangun pasar, dan lain-lain, sehingga survey tersebut merupakan amdal (analisis dampak lingkungan), untuk mengetahui kelayakan suatu tempat untuk dilakukan pembangunan tertentu. Agar pembangunannya aman dan betul, terlebih dahulu dilakukan penelitian terkait dengan keadaan lingkungan, kesepakatan penduduk, dan lain sebagainya. Penjelasan tentang survey juga akan diperluas di bab lain, yaitu pemilihan pendekatan.
b.     Penelitian korelasi atau korelasional atau penelitian hubungan
Penelitian korelasi atau penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkathubungan antara dua variable atau lebih tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. Untuk lebih rincinya, ada dua jenis penelitian korelasi, yaitu (1) korelasi sejajar dan (2) korelasi sebab-akibat.
Contoh korelasi sejajar:
Peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah ada hubungan (korelasi) antara usia dengan kesehatan penduduk. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengumpulkan data tentang usia dan kesehatan penduduk. Dalam hal ini peneliti hanya ingin tahu saja, apakah tingginya usia sejajar dengan kesehatan. Dari data kedua variable tersebut peneliti menggunakan rumus tertentu, dasn dari hasil perhitungan ini dapat diketahui tingkat keeratan hubungan antara kedua hal tersebut.
Yang banyak dilakukan oleh mahasiswa yang ingin membantu guru adalah ingin mengetahui apakah ada korelasi antara kepandaian siswa dalam matematika dengan IPA. Dasar berpikirnya adalah, jika siswa pandai dalam matematika, tentunya akan mudah melakukan perhitungan dengan rumus-rumus dalam bidang IPA. Mahasiswa tersebut meminjam nilai-nilai matematika dan IPA yang diperoleh siswa, kemudian menggunakan rums tertentu diketahui besarnya korelasi atau hubungan antara kepandaian matematika dengan IPA.
Bagi mahasiswa, penelitian seperti ini jelas tidak ada nilai kemanfaatannya. Peneliti ini tidak melakukan apa-apa kecuali hanya menghitung besarnya korelasi nilai-nilai yang diperoleh dari guru. Demikian juga andaikata ada guru yang ingin mengetahui hubungan kedua nilai tersebut maka kemanfaatan penelitiannya tidak ada sama sekali. Bagi guru yang membuat karya tulis ilmiah melakukan penelitian seperti ini kemudian dikirim ke tim penilai untuk dinilai, tentu sudah dapat menebak sendiri bahwa KTI nya tidak akan dapat dinilai karena tidak ada kemanfaatannya.
Contoh korelasi sebab-akibat:

Peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah ada hubungan (korelasi) antara tingkat pendidikan penduduk dengan tingginya penghasilan. Untuk pendidikan dan tingkat penghasilan ini peneliti mempunyai asumsi atau perkiaaan, jika seseorang sempat mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan mendapat pekerjaan yang lebih mapan sehingga mendapat gaji yang lumayan.
Begitulah kira-kira jawaban dari sebuah pertanyaan yang sering diajukan oleh para calon peneliti pemula. Mudah-mudah dapat membantu rekan-rekan yang sedang membutuhkan jawaban untuk pertanyaan tersebut. Jika masih ada yang belum dipahami pada pembahasan diatas, anda bisa mengajukan pertanyaan pada kolom komentar dibawah ini. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini.

0 komentar:

Post a Comment