Operator Bukan Guru - Tidak
ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan
strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa
dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut pada mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama
pengunaan strategi pembelajaran dijelaskan dibawah ini.
Berorientasi
pada tujuan
Walaupun
penyampaian bahan ajarpada proses pembelajaran merupakan ciri utama pada
strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti
proses penyampaian bahan ajar tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah
yang harus menjadi pertimbangan utama pada penggunaan strategi ini. Karena itu
sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu, pendidik harus merumuskan
tujan pembelajaran harus dirumuskan pada bentuk tingkah laku yang dapat diukur
atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Hal
ini sangay penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan
kita bisa menguntrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang
benar, strategi pembelalajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis,
menyintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti
tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan; justru tujuan
itulah yang harus dijadikan ukuran pada menggunakan strategi ekspositori.
Prinsip
komunikasi
Proses
pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada
proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau para
orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan pada hal ini adalah bahan
ajar pelaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Pada proses komunikasi pendidik berfungsi sebagai sumber pesan
dan peserta didik berfungsi sebagai penerima pesan.
Pada
proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan
pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi
dikatakan efektif apabila pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan
secara utuh; dan sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, apabila
penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan
menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat
menghambat kelancaran proses komunikasi.
Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (peserta didik)
tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin
disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangay penting
untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap pendidik
dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses
komunikasi.
Prinsip
kesiapan
Pada
teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar.
Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan
cepat dari setiap stimulus apabilapada dirinya sudah sudah memiliki kesiapan;
sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang
muncul apabilapada dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari
hukum belajar ini adalah, agar peserta didik dapat menerima informasi sebagai
stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka pada
keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pada proses
pembelajaran. Jangan mulai kita sajikan bahan ajarpada proses pembelajaran, apabilapeserta
didik belum siap untuk menerimanya. Seperti halnya kerja sebuah komputer,
setiap data yang dimasukkan akan dapat disimpan pada memori apabila sudah
tersedia file untuk menyimpan data. Setiap data tidak mungkin dapat disimpan apabila
belum tersedia filenya. Oleh karena itu, sebelum kita menyampaikan informasi
terlebih dahulu kita yakinkan apakah pada otak anak sudah tersedia file yang
sesuai dengan jenis informasi yang akan disampaikan atau belum, kalau
seandainya belum maka terlebih dahulu harus kita sediakan dahulu file yang akan
menampung setiap informasi yang akan kita sampaikan.
Prinsip
berkelanjutan
Proses
pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong peserta didik untuk mau
mempelajari bahan ajarpada proses pembelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan
hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Ekspositori yang berhasil adalah apabila melalui proses penyampaian dapat
membawa peserta didik pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga
mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui
proses belajar mandiri.
0 komentar:
Post a Comment